Lupakan logika cerita dan sejarah. Itu adalah kesan saya ketika
melihat film ini lima belas menit pertama. Saya berbisik ke pasangan
nonton yang ternyata juga sebelum
masuk ke gedung bioskop mempunyai ekspektasi yang sama. Akhirnya kami berdua
saling bisik-bisik sambil menikmati gambar indah sutradara dan lagu-lagu cinta
Glenn Fredly yang memang membawa suasana itu.
Film Surat Dari Praha
bercerita tentang tokoh Jaya (dimainkan oleh Tio Pakusadewo), seorang mahid (mahasiswa ikatan dinas) yang paruh
tahun 60-an dikirim oleh pemerintah Orde Lama untuk belajar di Cekoslowakia.
Krisis politik yang membuat mereka tidak bisa pulang karena dicabut haknya
sebagai warganegara.
Sementara ada sosok Laras (Julie
Estelle) yang “dipaksa” ibunya untuk mencari tokoh Jaya. Perjalanan itulah
yang kemudian membuatnya mengerti tentang masa lalu ibunya berkaitan dengan
tokoh Jaya. Tokoh Jaya adalah sosok yang lonely. Hanya ditemani seekor anjing
bernama Bagong. Kehadiran Laras di apartemennya malam itu membuat dirinya tidak
nyaman. Tetapi setelah kejadian Laras yang dirampok, keduanya semakin dekat dan
saling mengerti.
Angga Dwimas Sasongko menempatkan lagu-lagu Glenn Fredly sebagai
benang merah suasana dan cara bertutur yang komunikatif. Penonton (muda) yang
tidak mengerti tentang carut marut
politik saat itu dipandu oleh Angga lewat lagu-lagu yang sebagian memang sudah
popular. Total ada empat lagu karya Glenn yang menjadi bagian dari film ini.
Lagu-lagu tersebut adalah "Nyali Terakhir" dari album Lovevolution (2010), "Sabda
Rindu", "Untuk Sebuah Nama", dan "Menanti Arah",
ketiganya terambil dari album Luka,
Cinta, dan Merdeka (2012). Dalam filmnya, lagu "Nyali
Terakhir" dan "Sabda Rindu" dinyanyikan oleh kedua pemeran
utamanya, Julie Estelle
dan Tio Pakusadewo.
Glenn Fredly menyanyikan sendiri lagunya Untuk Sebuah Nama,
yang mendiskripsikan “roso” (ini istilah Jawa susah untuk menjelaskannya).
Sebuah lagu yang sarat amarah meskipun tetap melankolik. Sementara keseluruhan
tema dari film ini diwakili oleh lagu Menanti Arah.
Seingat saya hampir semua lagu tersebut tampil utuh. Angga seperti
membawa penonton merasakan suasana dan rasa masing-masing karakter lewat
lagu-lagu tersebut. Seperti sebuah musik video jadinya, tetapi menurut saya
inilah cara yang paling tepat untuk mendekatkan konten adegan dan cerita secara
presisi kepada penonton. Ada kalanya dialog menjadi tidak berguna, bertele-tele
dan nyinyir. Suasana bisa dibangun lewat lagu dalam film, apalagi jika disajikan
secara utuh.
Di film ini, kita bisa merasakan kesendirian sosok Jaya, yang masih
harus bekerja sebagai tukang pembersih ruangan di Praha. Kesepian itu memang
sedikit jadi klise ketika ada beberapa adegan ia melewatkan waktu senggangnya
di rumah minum. Ruangan di apartemen yang kusam, Praha yang lusuh dan abu-abu,
dan tokoh Jaya yang sering mengajak Bagong bercerita dalam bahasa Jawa.
Kesendirian Jaya diungkapkan dalam lirik lagu yang ditulisnya, yang belakangan
kemudian ditemukan oleh Laras. Meskipun dalam film ini, tidak digambarkan
secara jelas ketertarikan Jaya pada bidang tulis menulis.
Sebagai ungkapan melupakan masa lalu, Jaya juga meninggalkan bekasnya
sebagai mahasiswa yang brilian. Apartemennya yang nyaris kosong. Tidak ada lagi
buku-buku atau kode visual lain yang menunjukkan dirinya sebagai mahasiswa
pilihan Soekarno yang dikirim ke luar negeri untuk nanti kembali dan membangun
bangsanya sendiri. Ia memilih untuk mengubur masa lalunya dalam-dalam, dan
hanya meninggalkan satu kenangan yang sepertinya tidak bisa dilupakan yakni
sosok Sunarti.
Laras yang awalnya hanya tahu tokoh Jaya pernah berhubungan dengan
almarhumah ibunya, akhirnya semakin mengerti Jaya. Bahwa pria ini jatuh cinta
tanpa batas kepada almarhuman ibunya. Awalnya, ia hanya tahu lewat surat-surat
ibunya yang dibacanya. Tetapi kedalaman rasa cinta sang Jaya semakin ia ketahui
setelah ia memainkan lagu-lagu Jaya.
Film ini komunikatif. Surat
dari Praha sekilas bisa menggambarkan apa yang terjadi di tahun enam
puluhan kepada anak muda saat ini. Minimal, mereka penasaran dan akhirnya
mencari tahu lebih dalam. Menonton film ini, duduk dan nikmati visualnya.
Tabik